Label

Senin, 12 Maret 2012

Obat Kesedihan

Tidak diragukan lagi bahwa manusia memang menghadapi aneka musibah dan penderitaan. Akan tetapi, hendaknya ia tidak menganggap hal itu sebagai akhir dari kehidupan, dan menganggap ia satu-satunya orang yang mendapat cobaan itu. Ia dapat meringankan cobaan tersebut dengan menempuh sejumlah langkah berikut:
Hendaknya ia mengetahui bahwa ketentuan Allah SWT telah ditetapkan. Tuhan yang menetapkan takdir dan meridhainya adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana. Sudah semestinya ia ridha terhadap Allah SWT dengan segala qadar dan qadhaNya.
Hendaknya ia mengetahui bahwa dunia adalah tempat ujian dan kesedihan, dan tidak bisa diharapkan adanya ketenangan abadi.
Hendaknya ia mengetahui bahwa kesedihan tidaklah memberikan manfaat, bahkan bisa membahayakan dirinya dalam urusan agama dan dunia.
Hendaknya ia membuat perkiraanmusibah yang lebih besar daripada itu. Misalnya, ia mempunyai dua orang anak dan salah satunya meninggal dunia, hendaknya ia membuat perkiraan seandainya kedua anaknya meninggal dunia.
Hendaknya ia melihat kondisi orang lain yang mendapatkan ujian serupa dan ia bisa bersabar. Sebab, sesungguhnya bersabar merupakan ketenangan yang besar.
Hendaknya ia melihat orang yang mendapat ujian yang lebih berat daripada dirinya.
Hendaknya ia memohon ganti dari Allah SWT. Dikatakan kepada Luqman, “Istrimu telah meninggal.” Kemudian Luqman berkata, “Allah SWT telah memperbarui ranjangku (istriku).”
Hendaknya ia mencari pahala dengan cara bersabar. Mestinya ia perlu mengetahui fadhilah sabar, pahala bagi orang-orang yang sabar, dan perjalanan hidup mereka dalam kesabaran mereka. Bahkan, jika ia bisa naik sampai pada maqam ridha, maka itu adalah tujuan utama.
Hendaknya ia menyadari bahwa dirinya telah mendapatkan banyak nikmat yang tidak bisa didapat oleh banyak orang.
Jangan sampai ia runtuh atau luruh. Sebab, sikap tersebut seringkali menertai orang yang terkena musibah.
Hendaknya ia mengetahui apapun qadha yang berlaku kepadanya, maka hal itu baik baginya.
Hendaknya ia mengetahui bahwa ujian yang hebat tersebut memang diberikan kepada orang-orang yang terpilih.
Hendaknya ia menyadari bahwa ia adalah hamba, maka seorang hamba tidak memiliki dirinya sedikitpun.
Hendaknya ia mengecam diri jika sampai sedih keterlaluan dengan meyakini bahwa bala memang pasti terjadi. Lantas, kenapa harus bersedih menghadapi sesuatu yang sudah pasti seperti ini?
Hendaknya ia menyadari bahwa musibah tersebut bisa menghilangkan berbagai penyakit manusia, seperti takabur, ujub, sikap Fir’aun, dan kekerasan hati.



Sumber: Buku “Jangan Bersedih, karena Allah Selalu Bersamamu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar