Label

Selasa, 10 Januari 2012

Menjadikan Rumah Sebagai Kiblat

            “Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: ‘Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman’.” (QS. Yunus: 87).

            Rumah adalah tempat berteduh bagi setiap individu dalam keluarga dari kesibukan di luar. Di dalamnya menjanjikan sejuta kedamaian dan kasih sayang yang harmonis. Islam sebagai agama yang sempurna mengatur bagaimana mewujudkan kebahagiaan ini. Rumah yang di dalamnya ditemukan kedamaian, kasih sayang dan rahmat Allah, laksana sebuah surga di dunia. Sehingga menjadi kiblat bagi kebaikan sebuah keluarga dan menjadi teladan di tengah masyarakat.
            Ada beberapa hal, yang perlu diperhatikan, semoga bermanfaat.

Kebersihan dan Kesucian
            Menjaga kebersihan dan kesucian adalah bagian dari iman. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi saw, “Kebersihan itu bagian dari iman.” (HR. Muslim).
            Karena itu hendaklah seorang Muslim harus selalu berada dalam keadaan bersih dan suci, badan, pakaian maupun tempat tinggalnya, yang juga merupakan syarat diterimanya ibadah, khususnya shalat. Misalnya ketika seorang Muslim membersihkan najis, maka ia bukan saja membersihkan kotoran secara lahiriyah saja, tetapi juga secara maknawiyah. Untuk itulah setiap jenis kotoran yang tergolong najis mempunyai cara-cara tersendiri dalam membersihkan serta mensucikannya.

Menata Interior Rumah
            Ini dimaksudkan agar indah dan enak dipandang. Rasulullah saw bersabda, “Allah itu indah dan menyukai keindahan.”
            Hendaknya setiap Muslim menyadari hal ini, terutama keindahan rumahnya. Menggunakan pakaian yang rapi dan bersih sesuai dengan situasi dan kondisi, perabot rumah tangga yang teratur rapi pada tempatnya, ruangan yang ditata sesuai dengan fungsi dan kondisi, misalnya sebuah pigura Baitul Haram sepantasnya diletakkan di dinding ruang tamu dan bukan di dapur.

Merendahkan Suara, Menjaga Rahasia dan Tidak Membuat Gaduh
            Suara keras dalam berbantah-bantahan, gelak tawa terbahak-bahak, suara lengkingan wanita maupun radio atau televisi yang kuat merupakan hal-hal yang sangat sensitif dan dapat memicu perselisihan. Hal tersebut bukanlah etika dalam Islam.
            Dalam rumah Islami, tentu penghuninya akan selalu berusaha menerapkan etika-etika Islami dalam bermuamalah dengan sesama anggotanya dan tetangga lainnya, menjaga kesopanan dalam berbicara, menghormati hak-hak orang lain dan menjaga rahasia yang ada dalam rumah tangganya.

Mengatur Hal-hal yang Berkaitan dengan Ilmu dan Ibadah
            Hal yang penting dan utama adalah ilmu-ilmu wajib yang dibutuhkan seperti masalah ibadah, menunaikan amalan fardu (wajib) dan juga amal-amal sunnah serta islami dengan cara mengadakan perpustakaan rumah, ibadah khususnya shalat, puasa, tilawah Qur’an, dzikrullah dan do’a. Semua anggota keluarga harus saling bahu-membahu dalam merealisasikan hal-hal ini. Peran tausiah (saling menasehati) sangat penting dalam menjaga kelangsungan terlaksananya amalan tersebut.

Bersikap Sederhana dalam Makan, Minum dan Gaya Hidup
            Seorang Muslim mempunyai tanggung jawab terhadap diri dan keluarganya. Ia dituntut untuk senantiasa menyeleksi makanan dan minuman yang dibawa ke rumah, serta memperhatikan kualitas serta kuantitasnya. Menumpuk-numpuk pakaian dan barang yang tidak berguna merupakan pemborosan. Untuk itu setiap kebutuhan yang akan dibeli hendaknya diperhitungkan dulu kepentingan dan manfaatnya.

Menjalin Hubungan Baik dan Adab Bergaul
            Di dalam rumah yang Islami harus diterapkan adab pergaulan yang Islami pula. Adab terhadap orang tua adalah menghormatinya, taat kepada keduanya, berbuat baik dan menistimewakan keduanya. juga suami istri yang bermuamalah dengan baik dan memberikan contoh tauladan kepada anak-anaknya. Menjalin silaturahim dengan karib kerabat dan keluarga jauh. Membiasakan anak-anak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, serta adab-adab lainnya.

Memperhatikan Kesehatan dan Latihan Fisik
            “Ada dua kenikmatan yang dilupakan oleh kebanyakan orang, kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).
            Islam sangat memperhatikan kesehatan. Dalam hadits lain masalah pentingnya kesehatan dan kekuatan banyak disinggung. Tetapi dalam prakteknya kaum Muslimin banyak yang mengabaikan masalah ini. Perhatikanlah masalah kebersihan, udara yang masuk ke dalam rumah, ventilasi, tata ruang serta kerapihan rumah. Hendaknya tiap anggota keluarga dibiasakan untuk berolahraga, jalan kaki atau lari di pagi hari, atau apa pun bentuknya. Alangkah baiknya jika program olahraga tersebut dibarengi dengan Dzikrullah dan doa.

Melindungi Anggota Keluarga dari Akhlak yang Tercela
            Termasuk di dalamnya perilaku yang menyimpang serta menjauhkan mereka dari hal-hal yang haram, makruh dan membahayakan.
            “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
            Seorang Muslim selamanya akan selalu aktif melaksanakan tuntutan agama. Begitu pula terhadap keluarganya, dan berusaha untuk menjauhkan diri dan keluarganya dari hal-hal yang dilarang oleh agama. Kaum Muslimin sudah biasa memandang apa yang ada di dalam rumah sebagai aurat yang harus dijaga. Perlu diperhatikan, bahwa ada sebagian pakaian kita yang tidak layak untuk dilihat orang lain, karena hal tersebut akan mengganggu perasaan, tidak enak dan sebagainya. Jangan sampai ada pakaian dalam yang tergeletak sembarangan. Perilaku dan kata-kata yang tidak baik jangan sampai dipraktekkan oleh anggota keluarga.
            Hal yang harus dijaga adalah aurat, jangan samapi menampakkan aurat di hadapan orang lain, sekalipun anak kecil. Kemudian interior rumah jangan sampai ada hal-hal yang dilaknat Allah seperti patung ataupun jenis lainnya.
            Juga hal yang perlu dihindarkan apa-apa yang termasuk kategori “lagho”, makruh dan haram. Seperti kebanyakan acara-acara televisi, radio atau acara lain yang tidak berfaedah, dan membuang waktu. Anak-anak pun harus senantiasa dijaga gerak-geriknya dari hal-hal yang buruk dan membahayakan, seperti obat-obatan dan benda-benda tajam serta barang pecah belah.

Berbuat Baik kepada Tetangga, Menghormati Tamu dan Bersilaturahim
            Menghormati tamu adalah salah satu kewajiban bagi seorang Muslim. Di antara adab Islami bagi orang yang bertamu adalah tidak memberatkan orang yang dikunjungi agar dia menjamu kita sebagai tamu. Seorang Muslim harus senantiasa menyiapkan dirinya, rumah dan keluarganya untuk menerima tamu dan menghormatinya.
            Sedangkan adab terhadap tetangga ialah memenuhi hak-hak mereka pada peristiwa-peristiwa tertentu, seperti kegembiraan dan kesedihan, menjaga anak-anak jangan sampai berkelahi dengan anak tetangga dan menghindari kebisingan atau sesuatu yang menyulitkan mereka.

Menjaga Adab Masuk dan keluar Rumah
            Hal pertama yang harus diperhatikan seorang Muslim dan Muslimah dalam keluar dan masuk rumahnya adalah sunnah yang berkaitan dengan masalah tersebut, kaki mana yang harus didahulukan dan memberi salam pada penghuninya. Sebelum keluar rumah hendaknya menentukan niat, arah tujuan dan mengoreksi diri serta memeriksa barang bawaan. Terutama kaum wanita Muslimah bila hendak keluar rumah hendaknya tidak bercium bau wangi-wangian yang dapat memancing laki-laki lain, selalu merapikan dan memelihara hijabnya dan menutup aurat dengan baik jangan sampai salah pakai atau tertiup angin.


Sumber: Lentera Dakwah “Menjadikan Rumah Sebagai Kiblat”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar