Label

Senin, 09 Januari 2012

Mulia dengan Ilmu Syar’ie

“Barangsiapa yang meneliti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan memudahkan jalan menuju surga” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dari Abu Hurairah RA)

Sudahkah bersyukur kita? Sementara begitu banyak karunia dan nikmat Allah SWT yang telah kita nikmati. Padahal mensyukuri segala nikmat tersebut adalah wajib hukumnya. Dan pengingkaran terhadap nikmat-nikmat tersebut dikategorikan sebagai manusia-manusia yang zalim lagi kufur. Allah SWT berfirman: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”

Dua nikmat yang melalaikan.
            Diantara nikmat yang telah Allah berikan kepada kita adalah nikmat Islam, Iman, harta, kesehatan dan waktu luang. Akan ada dua nikmat yang kerap kita abaikan yakni nikmat kesehatan dan waktu luang. Rasulullah saw bersabda: “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu dengan keduanya, yakni nikmat sehat dan waktu luang.” (Hadits shahih, riwayat Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah dll). Banyak diantara manusia justru melewatkan begitu saja setiap detik dari kedua nikmat tersebut. Padahal nikmat-nikmat tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan menimba ilmu syar’ie sebagai bekal tuk menggapai keridhaan Allah SWT. Adapun ilmu yang dimaksud ilmu yang syar’ie yang berisi Qolwllah wa qolaa rasul yakni kalam-kalam Allah dan sabda-sabda Rasul-Nya.

Wajibnya menuntut ilmu.
            Agama ini menuntun kita menuntut ilmu. Dan itu wajib hukumnya bagi setiap muslim (HR. Ibnu Majah). Hal ini dikarenakan dengan ilmu kita akan mengetahui aturan-aturan di dalam agama ini, tentunya yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman para salafush shalih. Dan dengan ilmu pula kemuliaan dan kedudukan yang tinggi akan diperoleh baik di sisi Allah SWT terlebih di hadapan para hamba-hamba-Nya.

Mulia dengan ilmu.
            Simaklah ilmu di bawah ini dimana dengan ilmu, terangkatnya harkat dan martabat serta kemuliaan seorang hamba. Sebagaimana disampaikan oleh Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazaairy, di dalam kitab “Al-‘ilmu wa Al-‘Ulama”. Beliau menukilkan sebuah kisah dialog antara khalifah Umar bin Khattab RA dengan salah seorang pembantunya. Sahabat Umar bin Khattab berkata, “Siapakah yang akan engkau jadikan pemimpin bagi penduduk lembah Mekkah ini?” maka orang itu pun menjawab, “Aku akan memilih Ibnu Abi Abdza, salah seorang hamba sahaya (budak) kami.” Umar pun berkata, “apakah engkau akan memilih seorang hamba sahaya untuk memimpin mereka?” Orang itu menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ia (Ibnu Abi Abdza) adalah seorang yang sangat mengerti Kitab Allah (Al-Qur’an), mengetahui kewajiban-kewajiban dan seorang penasehat serta mengetahui masalah-masalah masa lalu yang dapat dijadikan ibrah pelajaran dan nasehat bagi manusia”.
            Kemudian khalifah Umar pun kembali berkata, sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda, “Allah SWT mengangkat derajat suatu kaum dengan Al-Qur’an dan merendahkan yang lainnya. Maka dari itu lihatlah bagaimana ilmu telah meninggikan derajat seorang hamba sahaya dari bangsa Arab sama dengan pembesar dan orang-orang yang mulia di antara mereka.”
           
Menuju surga dengan ilmu.
            Ilmu merupakan wasilah (sebab) yang akan mengantarkan seseorang ke pintu surga. Rasulullah saw bersabda, di dalam kisah-kisah sahabat, begitu banyak kita jumpai episode-episode semangat para sahabat di dalam menuntut ilmu. Mereka senantiasa bersama Rasulullah saw di dalam mengkaji agama dan hasilnya mereka terapkan di dalam kehidupan mereka sehari-hari berupa amal-amal shalih, dan amal shalih itulah yang pada akhirnya kelak mengantarkan mereka ke surganya Allah SWT.

Keutamaan menuntut ilmu syar’ie
            Al-Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah telah menyebutkan beberapa keutamaan yang diterima seorang penuntut agama.
1.     Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang berilmu. Allah SWT berfirman, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11).
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT mengangkat dengan Al-Qur’an beberapa kaum dan Allah pun merendahkan beberapa kaum dengannya.” (HR. Muslim).
2.     Orang yang berilmu adalah kelompok manusia yang paling takut kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (Al-Faathir: 28).
3.     Ilmu adalah nikmat yang paling agung yang Allah SWT karuniakan kepada Rasulullah saw.
4.     Mengetahui urusan agama dengan ilmu merupakan tanda-tanda kebaikan seseorang. Di dalam hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan ra, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan diberikan kepahaman agama kepadanya.” (HR. Ahmad).
5.     Menuntut dan mengajarkan ilmu lebih utama dari ibadah sunnah dan wajib kifayyah. Ali bin Thalib mengatakan, “Seorang yang berilmu itu lebih besar ganjaran pahalanya daripada orang yang shaum (puasa), shalat dan berjihad di jalan Allah SWT.”
6.     Ilmu adalah amal kebaikan di dunia. Sufyan ats-Sauri berkata, “Kebaikan di dunia adalah rizki yang baik dan ilmu, sedangkan kebaikan di akhirat adalah surga.”
7.     Orang yang berilmu senantiasa dido’akan oleh Rasulullah saw.
8.     Menuntut ilmu adalah bagian dari jihad di jalan Allah SWT. Abu Darda ra berkata, “Barangsiapa yang mengatakan menuntut ilmu bukan bagian dari jihad, sesungguhnya ia telah kehilangan akal.”

Keutamaan ilmu dari harta.
            Sahabat Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib ra berkata, sesungguhnya ilmu pada hakekatnya jauh lebih berharga daripada harta karena tujuh aspek:
1.     Ilmu adalah warisan para Anbiya (nabi), sedangkan harta adalah warisan Fir’aun.
2.     Ilmu tidak akan berkurang karena diberikan kepada orang lain, sedangkan harta sebaliknya.
3.     Harta perlu dijaga, sedang ilmu justru yang akan menjaga yang punya.
4.     Jika ia meninggal dunia ilmu akan ia bawa hingga ke dalam kubur, sedangkan harta justru akan ia tinggalkan.
5.     Harta dapat dicapai oleh orang mukmin dan kafir, sedangkan ilmu hanya untuk orang-orang mukmin saja.
6.     Semua manusia membutuhkan seorang yang berilmu (‘alim) yang mengetahui urusan agama dan mereka tidak membutuhkan pemilik harta.
7.     Ilmu akan menguatkan perjalanan seseorang dalam menempuh shirath (jalan menuju surga), sedangkan harta justru akan menghalanginya.

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.”


Sumber: Lentera Dakwah “Mulia dengan Ilmu Syar’ie”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar